Tentang Digipolitica

Era 4,0 memacu perkembangan internet dan teknologi digital secara lebih pesat di berbagai penjuru dunia. Eksistensi dan popularitas media sosial semakin mempermudah dan mempercepat proses penyebaran, pertukaran informasi, serta komunikasi yang semakin tidak mengenal batas ruang. Pemanfaatan platform digital kini semakin luas untuk berbagai keperluan, seperti entertainment, bisnis komersil, edukasi, hingga kampanye politik. Tak bisa dipungkiri saat ini banyak tokoh atupun organisasi politik yang giat memanfaatkan platform digital seperti website dan media sosial yang bisa diakses oleh semua kalangan dari berbagai usia untuk memperkenalkan diri, membangun citra, hingga menjalin kedekatan dengan khalayak publik. Tujuannya tidak lain tidak bukan adalah untuk menarik simpati dan dukungan politik.

Membahas mengenai kampanye politik tentunya bukan hal asing lagi bukan? Kampanye politik merupakan sebuah usaha terorganisir yang bertujuan memengaruhi proses pengambilan keputusan para pemilih. Kampanye politik selalu diartikan merujuk pada kampanye pada ajang perhelatan pemilihan umum. Jika dulu proses kampanye politik lazim dilakukan melalui pertemuan akbar, konser, penggalangan dana, serta kegiatan yang mengharuskan pertemuan tatap muka, maka di era digital ini kampanye dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif melalui platform digital.

Proses kampanye digital dikategorikan sebagai strategi “Soft Campaign”. Platform yang popular untuk kampanye politik adalah sosial media Facebook, Instagram, Tiktok, dan paid advertising. Soft campaign adalah cara sebuah tokoh atau organisasi politik mempromosikan diri dan mengkomunikasikan visi, misi, serta program politik yang mereka tawarkan sambil menyampaikan nilai-nilai tertentu. Caranya tidak langsung membujuk audiens untuk memberi dukungan politik dan memilih dalam pemilu, namun menyampaikan informasi melalui postingan yang dikemas secara santai dan menarik audiens untuk berinteraksi, Dengan strategi ini, maka audiens akan merasa mengenal lebih dekat calon kandidat pemimpin dan memberi dukungan politiknya secara sukarela.

Kampanye politik digital berpotensi untuk menarik audiens yang lebih banyak. Strategi ini cocok untuk tokoh dan organisasi politik yang menargetkan pemilih muda milenial. Sekitar 74% penduduk Indonesia memanfaatkan media internet sebagai media pencarian informasi dan sekitar 64% penduduk menggunakan media sosial secara aktif. Survei LIPI menunjukkan bahwa 60,6% generasi Z (kelahiran 1995-2005) mengakses informasi politik melalui media sosial. Penggunaan media sosial akan menarik perhatian 30 juta pemilih pemula saat pemilu 2024. Dengan data tersebut, maka tokoh dan organisasi politik yang memanfaatkan media sosial sebagai media kampanye akan berpotensi besar untuk menarik perhatian dan memenangkan suara pemilu.

Digipolitica hadir untuk memberikan solusi dan memaksimalkan peluang kampanye di masa ini. Digipolitica adalah konsultan pemasaran politik digital yang membantu kandidat memenangkan pertarungan sengit pemilihan umum. Digipolitica membantu kandidat untuk merencanakan strategi, pemilihan media kampanye, iklan kampanye, manajemen sosial media, serta pembuatan dan pengelolaan website politik. Dibantu oleh tim berpengalaman dan ahli strategi politik, manajemen sosial media, website developer, dan content creator. Digipolitica membantu untuk menyebarkan visi, misi, program, dan upaya persuasif kepada publik dengan cara yang efisien waktu dan biaya serta hasil maksimal.